Created By: Ayu Putri
“ jangan ngaku-ngaku! Jangan mentang-mentang wajah mu mirip dengan pangeranku kamu jadi sok belagu ama aku! Aku benci kamu!”
Dia cewek remaja yang cantik dan pintar. Tapi semua itu ga cukup untuk membuat Kissy Abigail di sukai teman-temannya. Sifat Kissy yang gampang terkejut dan dramatis membuat ia dijauhi oleh teman-temannya. Temannya di dunia ini hanya lah 2: Komik dan Novel. Di setiap waktu senggang dia selalu membaca komik dan novel. Dia tertawa sendiri, menangis sendiri, marah-marah sendiri. Itulah yang orang lain liat ketika melihat Kissy membaca komik ataupun novel. Tapi bagi Kissy, dengan cara itulah dia bisa meluapkan perasaannya, tokoh-tokoh dalam komik itu bagaikan berbicara kepadanya.
“eh, Kissy!”
“i-iya des, ada apa?” jawab Kissy tergagap
“hahahaha, baru segitu aja lo udah takut? Anak aneh lo!” ejek desi dan teman-temannya yang ternyata teman sekelasnya Kissy.
“ma-maaf, ada p-perlu apa ya?” Tanya Kissy lagi dengan wajah menunduk.
“gue? Ada perlu ama anak kayak lo?! Ih! Jangan ngarep deh lo!” ejek mereka sambil pergi meninggalkan Kissy.
“sabar kis… sabar…” ucap Kissy sambil mengelus dada. Kissy pun pergi mencari tempat yang sejuk dan tenang. Taman sekolah adalah tempat yang pas buat Kissy makan siang sambil merenung. Taman sekolah di sekolahnya sangat bersih dan tenang lagi pula banyak murid-murid sekolahnya ga tau tempat itu. Di tempat itulah Kissy menghabiskan waktu istirahatnya. Dia mulai mebuka bekalnya sambil duduk di salah satu bangku dan mulai merenung.
“Seandainya ada cowok keren yang kayak gitu… yang mau menerima cewek apa ada nya… yang mau jadi teman belajar dan… *KRIINNG!*” pikiran Kissy pun terhenti kar’na bel masuk kelas berbunyi. Dengan cepat ia membereskan bekalnya dan langsung memasuki kelasnya.
****
****
“huft~ selesai juga PRnya.. tidur ah” Kissy membereskan bukunya, dan langsung mengambil komiknya di raknya, lalu kembali ketempat tidurnya.
“ OMG! Nih cowok keren banget.. uuh.. pengen deh punya cowok kayak dia, udah baik, pintar, dan ganteng lagi.. kapan ya Tuhan aku ketemu ama nih cowok..” sambil menutup komiknya dan mulai berbaring. Dia tertidur.
“ halo kissy cantik ”
“ eh? ” Kissy terkejut melihat cowok tampan di belakangnya.
“ Iya, selamat datang di dunia impian, perkenalkan aku adalah pangeran di negri ini, kamu bisa memanggilku pangeran mimpi.
“pangeran mimpi? ” Kissy masih bingung dengan apa yang dilihatnya. Pangeran mimpi itu sangat keren.
“yup! Disini aku bisa mengabulkan semua mimpi-mimpi mu, tidak aka nada kesedihan dan rasa takut di dunia ini, jadi apa keinginan mu sekarang?” Tanya sang pangeran.
“keinginan? Hmm aku ingin… menjadi putri!” ucap Kissy dengan semangat.
“hahaha itu keinginan mu? Bukan kah sekarang kamu seorang putri?”
Kissy melihat sekujur tubuhnya yang dibalut gaun kuning yang sangat indah! Mahkota berlian terpasang di kepalanya. Sangat berbeda dengan penampilannya yang seperti biasa.
“ Hmmm. Maaf putri, waktumu sudah habis, kamu harus kembali ke duniamu” ucap pangeran sambil membantu Kissy berdiri.
“a-apakah aku akan kembali kesini?” Tanya Kissy menatap wajah pangeran itu.
“tentu saja.. Aku akan menjemput mu setiap hari, itu pun kalau kamu mengizinkan haha”
“ Tentu saja aku mengizinkan! Dengan senang hati pangeran haha”
“ baiklah, ayo ikuti aku, nanti kamu terlambat” ajak pangeran sambil mengajak Kissy ke cahay putih yang berada di sudut taman itu.
Kissy terbangun. Dia masih memikirkan mimpi itu, senyumpun mengukir di bibir cantiknya itu. Dengan riang dia pun mempersiapkan dirinya untuk bersekolah. Orang tua Kissy merasa aneh juga senang atas sikap Kissy hari ini. Meyapa orang tuanya dengan senyum merekah. Tidak seperti biasa. Dia tampak bahagia hari ini.
Sudah sebulan lebih Kissy bermimpi tentang pangeran mimpi itu. Dia merasa senang atas kehadiran sang pangeran. Walau dalam mimpi. Tetapi suatu hari, kenyataan yang mengejutkan Kissy datang.
****
Namanya Tara Saputra. Dia anak pindahan dari Singapore. Baru saja masuk sekolah namanya sudah terkenal dimana-mana sebagai “murid pindahan yang keren”. Saat ini dia satu kelas dengan Kissy. Bahkan satu meja dengannya. Dari awal masuk, Kissy tidak suka pada Tara. Kenapa? Ya, dia begitu miripnya dengan ‘Pangeran Mimpi’nya. Meski begitu, Tara tetap berusaha mendekati Kissy. Omelan-omelan dari seorang Kissy salalu diterimanya dengan tangan terbuka. Tara senang, hanya Kissy yang bisa memarahinya. Sedangkan yang lain? Mereka terlalu memuja-mujanya layak sang pangeran.
“Kissy”
“apa?” jawab Kissy ketus.
“sang putri kalau lagi marah cantik deh” Tara menatap wajah Kissy yang putih itu.
“ih, apaaan sih? Mending kamu ga usah deket-deket aku. Kamu urus saja fans-fans mu itu” Kissy tetap cuek pada sikap Tara.
Tara terdiam. Dia pergi keluar kelas. “salah ku apa ya? Segitu bencinya dia sama aku, apa ada yang aneh didalam diriku? Tapi aku merasa ada yang special di dalam dirinya. Apa ya?” Tara masih sibuk dengan pikirannya. “mimpi?” kata-kata itu tiba-tiba keluar dari kepalanya.
****
“kenapa bersedih putri?” Tanya pangeran mimpi.
“kamu tau ga, 2 bulan yang lalu di sekolah ku kedatangan murid baru, namanya Tara. Dia mirip sekali dengan mu, wajah dan sifat tak ada yang berbeda. Tapi aku tidak bisa mempercayai apa yang ku lihat itu, tidak mungkin kan kamu datang ke dunia?” Kissy meringis. Dia menatap wajah sang pangeran. “walaupun dalam lubuk hatiku, ada perasaan senang bisa melihat wajahmu di dalam dunia ku”.
“putri.. bagaimana kalau misalnya itu adalah aku? Aku yang menjelma sebagai manusia, akan kah kamu percaya?” Tanya sang pangeran dengan tatapan kosong.
“ha? Kamu? Di duniaku? Hahaha, ga mungkin lah, kamu itu pangeran dalam mimpi, nama mu saja ‘pangeran mimpi’ berarti istana mu adalah di mimpi. Tapi walaupun itu adalah kamu, aku tetap menyayangimu di dalam mimpi” jawab Kissy sekenanya.
Sang pangeran mengatakan sesuatu yang membuat Kissy tebangun.
****
Saat Tara masih memikirkan hal itu, dia melihat Kissy tertidur di UKS. Tara menghampirinya. Dia melihat wajah Kissy yang tertidur pula situ. Dibelainya rambut Kissy, Tara membisikan sesuatu.
Kissy terbangun. Dia masih bingung dengan kata-kata sang pangeran itu. Melihat jam menunjukan pukul 12. Waktunya untuk memasuki jam pelajaran ke 8. Sepanjang jalan menuju kelas, Kissy masih memikirkan kata-kata itu. Terdengar jelas ditelinganya.
“aku ada dimana duniamu berada”
****
Tara menatap Kissy dalam-dalam.
“apa liat-liat? Ada perlu? Kalau ga ada ga usah liat-liat deh, risih tau” seperti biasa, dengan Ketus kata-kata itu keluar dari mulut Kissy.
“ Kissy.., apa kamu begitu percaya dengan mimpi-mimpi mu?” pertanyaan itu terlontar secara tiba-tiba dari seorang Tara.
Kissy tertegun. Dia menatap wajah Tara. Tara ketakutan. Wajahnya berkeringat dingin.
“ha? Apa maksudmu?!” Keadaan mulai menegang.
“em, kamu percaya ga, kalau aku.. aku ini adalah… pangeran mimpi dalam mimpimu selama ini” ketakutan Tara bertambah.
“ jangan ngaku-ngaku! Jangan mentang-mentang wajah mu mirip dengan pangeranku, kamu jadi sok belagu ama aku! Aku benci kamu!” Kissy naik pitam. Dia berlari keluar kelas. Meninggalkan Tara yang menyesali dirinya sendiri.
Tertekan. Perasaan dalam hatinya berkecamuk. “lebih baik aku menjadi pangeran mimpi selamanya!” teriak hatinya. Berharap ada yang membantunya untuk kembali ke alam mimpi. Untuk selamanya. –Tara.
****
“semua yang ada dalam dunia ini adalah anugrah. Semua itu nyata. Kita bisa merasakannya. Mimpi? Itu hanya impian-impian kita yang belum-tapi-akan berhasil. Bukalah mata kita untuk kenyataan itu. Terimalah dengan tangan terbuka”
Kata-kata itu tertulis di kertas yang tepat terjatuh diatas kepala Kissy, di taman sekolah. Tara. Wajahnya muncul begitu saja di otaknya. Pangeran Mimpi dan Tara. Wajah Tara yang memerah saat ditinggalkannya. Perasaan tidak enak menggeluti dirinya. “Tara! maafkan aku” katanya dalam hati sambil berlari menuju kelasnya. Tidak ada. Kepanikan menghantuinya. Dia bertanya kepada seluruh teman-teman yang pernah mengenal Tara.
“Kissy! Tara masuk rumah sakit! Gue baru tau, tadi orang tuanya nelpon sekolah!” kata sa;ah satu teman Tara.
Tanpa basa-basi Kissy langsung menuju rumah sakit. ICU, disitulah Tara berada sekarang. Dia mendapati Tara terkulai lemas di tempat tidur itu. Setelah mendapat konfirmasi dari suster yang berada di situ, Kissy langsung menuju tempat Tara. Wajahnya memanas. Pikirannya kacau.
“Tara.. bangun.. ini aku.. Kissy. Maafin aku yang selama ini tidak pernah percaya pada kata-katamu… maafin aku yang selama ini tidak pernah berkata baik padamu… maafin aku yang selama ini menganggap mu pengganggu hidupku… Terima kasih sudah berusaha mendekati ku… terima kasih kar’na selalu menjadi teman sebangku... terima kasih atas segala usaha mu, sekarang aku sadar, tidak selamanya mimpi itu harus selalu berada dalam mimpi… aku akan menyayangimu di mimpi atau pun didunia…” Kissy mengungkapkan seluruh perkataan hatinya. Yang baru saja di dapatkannya. Di kertas itu.
****
“KIIIIEEEET!!!!!”
Yang diingat nya hanyalah suara ambulance, dan tatapan mata banyak orang.
“terima kasih Tuhan.. doaku terkabul… sampaikanlah kertas harapanku padanya” kata-kata yang keluar dari mulut Tara.
Suara wanita itu. Suara orang yang ku kenal. Suara orang yang kusayang. Kissy. Dia menangis. Jangan menangis Kissy… air matamu itu…
“aku akan menyayangimu di mimpi atau pun didunia…”
Dia berada di ambang kematian. Dia tak ingin pergi dari dunia ini. Tak ingin meninggalkan Kissy. Tapi, ini sudah akhirnya. Dia berusaha untuk membuka matanya, tapi tidak bisa. “terima kasih Kissy…” kata-kata terakhir Tara untuk Kissy. Ya, Tara sudah pergi. Ke alam yang tak bisa dijangkau.
“bu, bangun bu” panggil sang suster.
“ hmm.. iya sus, ada apa” Kissy masih mengantuk.
“dia.. dia sudah pergi bu”
“ iya sus, saya tau, aku sudah bertemunya di mimpiku” Kissy menoleh ke arah Tara.” Tara, terima kasih ya, aku tetap berharap kita masih bisa bertemu di alam mimpi, tapi tenang saja, aku tidak akan pernah lagi menolak kenyataan yang ada, sekali lagi terimakasih Tara” ucapnya sambil beranjak pergi dari situ.
Walaupun dia tersenyum dalam hatinya ketidakrelaan muncul. “aku yakin kamu pasti masih bisa melihat seluruh kelakuanku dari atas sana, aku tidak akan mengecewakan mu lagi, dan kamu pasti akan melihat perubahan besar yang terjadi dalam hidupku”
----------THE END-----------
0 Response to "Kenyataan yang Terselubung"
Posting Komentar